Bintang Nyawang Langit
Bintang, Bulang, Langit dan Surya menengadahkan kedua tangannya ke atas seraya mengucap doa selepas Bapak Kepala Sekolah memberikan wejangan kepada mereka tentang keikutsertaannya dalam lomba bidang studi antar siswa SD se-Kecamatan. Sungguh kabar yang menggembirakan bagi mereka berempat.
Sudah tidak dapat membendung gejolak hati, Langit berlari ke rumah mengabarkan berita ini kepada Mak Endah. Keringat yang keluar serupa manik-manik kristal dari kulit sawo matang itu membasahi bajunya.
Bintang
Sementara, Bintang berjalan beriring dengan Surya tak berucap sepatah kata pun. Gadis kecil dengan dua ikatan rambut yang di kepang itu tidak menampakkan keceriaan meski Bapak Kepala Sekolah memberikan kepercayaan penuh kepadanya.
”Bintang, kamu sakit?,”Tanya Surya sambil menatap mata Bintang. Lho ..kok malah nangis sih, kamu kenapa Bintang?, ngomong dong, biasanya kamu suka cerita, tapi sekarang kok diam”.
Bintang tak dapat menyembunyikan perasaannya ketika itu. ”Surya, kamu tahu-tidak, Bapakku sedang sakit keras, sekarang sedang di rawat di rumah sakit sejak 6 hari yang lalu. Aku sedih, mengapa Bapak tiba-tiba sakit. Hari pertama aku sedih banget, Bapak sedikit berbicara, hanya rintihan yang selalu terdengar oleh ku”, Sambil mengusap sudut-sudut matanya, Bintang mencoba bercerita tanpa memperdulikan tatapan heran Surya.
Ehmm… maaf Bintang, aku tidak tahu, memang Bapak Bintang sakit apa?”
”Setahuku Bapak pernah terserang Liver. Bapak memang pekerja keras, aku bangga pada Bapak, tapi ada hal yang harus di bayar dibalik itu. Kondisi Bapak cepat lelah dan merasakan sakit yang berlebihan ketika Livernya merasa kambuh, ibulah yang selalu sabar mengahadapi semua ini”.
”Bintang, yang sabar yach, aku turut berdoa demi kesembuhan Bapak Bintang. Sekarang Bintang langsung mau pulang khan?” Sambil membetulkan tali sepatu, Surya memperhatikan anting-anting yang dipakai Bintang.
”Kalau mau pulang, silahkan duluan, aku mau ke rumah sakit menjenguk Bapak, 2 hari aku belum bertemu Bapak sekalian melihat kondisinya”.
Di ruang Dokter, Ibu Bintang sedang berkonsultasi tentang kondisi suaminya. ”Dok, suami saya keadaannya bagaimana? Apakah suami saya ada tanda-tanda akan siuman? Atau….”
“Ibu harus sabar, saya dan para dokter lain sedang berusaha untuk kesembuhan Bapak. Liver Bapak tidak berfungsi lagi karena cerrhosis, Ibu berdoa saja ya, semoga Bapak cepat pulih kondisinya”.
Bintang muncul dari pintu lift ketika Ibunya keluar dari ruang dokter yang berhadapan langsung dengan ruang lift lantai 2 itu. ”Ibu, kondisi Bapak bagaimana, Bintang mau lihat Bapak, boleh khan Bu?”
Sambil menggandeng Bintang menuju ruangan ICU, ibunya memberikan kue kesukaan Bintang. ”Kata Dokter, kita harus sabar ya nak, Bapak memang butuh istirahat total, dokter sedang berusaha seoptimal mungkin, Bintang juga ikut berdoa ya?. Kita masih bersyukur, Bapak cukup kuat mengatasi rasa sakitnya. Sambil menunjuk orang yang ”tertidur” di depan pembaringan Bapak, Ibu Bintang melanjutkan obrolannya. Lihatlah alat yang berada disamping orang itu, semua alat dan selang yang tertempel ditubuhnya hanyalah life support system untuk memperpanjang kehidupannya dunia, meski alat itu masih menunjukan adanya detak jantung. Orang itu sudah mengalami brain-death, Bintang. Semoga Bapak kuat dan diberi jalan kesembuhan oleh-Nya, dan berkumpul lagi dengan kita, yach”.
”Ibu, apa arti semua itu?”. Bintang pun memegang erat tangan yang halus penuh kasih sayang yang berdiri di belakangnya.
(bersambung…) sabar yach 😀
27 Februari 2009 pada 22:53
[…] Belajar LearningRevolution, Belajar dan selalu belajar « Nyawang Langit Tak Berbatas Bintang Nyawang Langit […]
28 Februari 2009 pada 00:35
Ya mudah – mudahan cepat sembuh amin.lam kenal ya
28 Februari 2009 pada 18:57
akan ku tunggu sambungan cerita ini di akhir pekannya blue
salam hangat dalam dua musimnya blue ya,boz
1 Maret 2009 pada 08:55
yang sabar ya…. kami turut mendo’akan semoga lekas sembuh… semua pasti ada hikmahnya 🙂 🙂
1 Maret 2009 pada 16:09
bintang kecil yang besar dan jauh…
jadilah bintang besar yang luar biasa indah…
untung bintang terlihat, karena kita diberinya
cahaya…
1 Maret 2009 pada 17:58
wah cerita yang cukup mengandung sejuta makna…..
aq tunggu kelanjutannya…kabari aq yah…
1 Maret 2009 pada 18:13
sip gan. sip dah
2 Maret 2009 pada 14:18
blue tetapnunggu sambungannya heheh
salam hangat dalam dua musimnya blue
2 Maret 2009 pada 17:30
Assalamualaikum Wr. Wbr.
wah bagus posting ceritanya sayang belum selesai. teritanya bulan ya
nah ini caleg Partai Bulan Bintang datang Berkunjung.
3 Maret 2009 pada 00:02
yah ntar yah…makasih atas masukannya
tapi aq mau bahas masalah kanker dulu……s dah ada yang pesan…..trus baru deh lever….aa gym
3 Maret 2009 pada 06:59
Bintang, kutunggu critamu selanjutnya yaah… he..he..
*duduk manis nunggu lanjutannya…*
3 Maret 2009 pada 10:07
Salam kenal dari Linus Airways. Semoga sukses selalu untuk Anda. Mampir ke blog Linus ya, jangan lupa tinggalin komentar atau masukannya.
Terima kasih.
3 Maret 2009 pada 14:31
Bersambung ya kang… 🙂
Baru bisa blogwolking setelah sekian lama puasa dari dunia maya… hehe
apa kabar kang?
4 Maret 2009 pada 09:03
nono berharap… 🙂
4 Maret 2009 pada 09:32
Artikel yang bagus, kunjungi dan beri komentar terhadap kami siswa SMK Negeri 8 Semarang. thank U
4 Maret 2009 pada 12:03
nice ceritanya…
(*tapi nanti ada kopipaster yang nerbitin loh…
🙂
4 Maret 2009 pada 16:48
cerita yang sederhana tapi indah 🙂
ditunggu kelanjutannya, semoga happy ending ya 🙂
8 Maret 2009 pada 20:23
mereka karakter2 manis yg menyejukkan hatiku… jd ingat masa2 sd.. ingat masa sekolah (nah,loh,memang saya masih sekolah,hehe) tetap menunggu sambungannya nuihh,
kalo ada anak2 lomba jadi ingat yg di laskar pelangi,,,
smangat bwt bintang!!
9 Maret 2009 pada 01:00
komentarnya entar aja sekalian kalau udang ada sambungannya yah….
9 Maret 2009 pada 06:07
Datang lagi
Nyawang Langit lagi
Lagi-lagi datang dan nyawang..he..he..
12 Maret 2009 pada 14:08
masih berpikir, nyawang itu apa yaahh?
12 Maret 2009 pada 19:52
selamat malam bang
maaf blue baru datang
aku tunggu di keedot dan di rumah blue
salam hangat selalu
15 Maret 2009 pada 13:04
hmmmmmmmmmmmmm……….menarik ceritanya…
18 Maret 2009 pada 09:23
oooo jadi belum ada lanjutannya
18 Maret 2009 pada 16:08
kemana saja si bang
koq tak ada cabar?
salam hangat selalu
22 Maret 2009 pada 08:30
Hmm….. Ditunggu ya lanjutannya…!! 😀
26 Maret 2009 pada 00:55
Wah ni cerpen penuh ruh
Kata-katanya sarat makna
sambung lg! 🙂
26 Maret 2009 pada 19:37
bang…………….
blue datangnich
salam hangat selalu
27 Maret 2009 pada 06:40
”Ibu, apa arti semua itu?”
Artinya, kita tunggu diepisode mendatang :p~~
27 Maret 2009 pada 09:36
Hmmm….
Thanks for everything…hari ini genap setahun saya ngeblog, walaupun tertatih-tatih dan kadang merangkak..
6 April 2009 pada 21:13
selamat malam
blue tak ada comand
hanya pertanyaan dan bertanya
kemana dan dimana sebenarnya abang hingga tak datang ke tempat blue
bosan ya hehehe……..
salam hangat selalu
9 April 2009 pada 20:37
hehehe iyah blue…kmn ya????
12 April 2009 pada 12:37
…….Bapak memang pekerja keras, aku bangga pada Bapak, tapi ada hal yang harus di bayar dibalik itu……
ga kedewasaan tuh buat anak sd yang rambutnya masih dikepang dua?
18 April 2009 pada 22:13
comandnya nanti
yg penting akhirnya abang sudah kembaliu dalam keaadaan sehat
itu yg blue minta
senang banget nich
abang sudah mau mampir lagi…heheheh
salam merindu
salam menyapa
salam hangat selalu
met berakhir pekan ya sama seseorang yg di rumah
18 April 2009 pada 22:14
comandnya nanti
yg penting akhirnya abang sudah kembaliu dalam keaadaan sehat
itu yg blue minta
senang banget nich
abang sudah mau mampir lagi…heheheh
salam merindu
salam menyapa
salam hangat selalu
met berakhir pekan ya sama seseorang yg di rumah ya
20 April 2009 pada 14:54
semangat semangat yuk bang
kangen nich sama postingan abang yg baru
salam hangat dalam dua msimnya blue
20 April 2009 pada 22:20
nyawang langit terlalu jauh
kalau saya ikut nyawang tepake kuntul mabur saja masih sulit salam kenal
sebuah pencerahan yang bagus
21 April 2009 pada 12:33
salam kenallll
22 April 2009 pada 11:27
salam kenal mbak…
membaca posstingan di atas, jadi kangen dan pingin cepat2 pulang liat anak…
22 April 2009 pada 19:36
saya tunggu to be continounya ya mbak postingannya kreatif bisa dibuat masukan.emangnya mbak lulusan spenda taon berapa aku juga lulusan spenda,salam spenda,bales ya komen ku.
29 April 2009 pada 23:00
maaf buanget-buanget, gara2 “sabar ya” jadi keterusan (gag nglanjutin) ceritanya. n’ gag bisa jawab koment satu / satu ya.
lagi ngadem dulu di bawah langit. tapi di FB sering nengok juga kok.
mas, mbak, …. ojo panggil aku mbak, lha aku ini pria (bukan cowok, kek iklan jadinya) tapi matur suwun berkunjung di blog ini 😀
5 Mei 2009 pada 22:54
om maz pa cabar?
main di kezedot aza ya kalau mau ketemu blue
salam hangat dalam dimensi persahabatannya blue
22 Juni 2009 pada 20:46
[…] *lanjutan dari Bintang Nyawang Langit […]